Sabtu, 07 April 2018

Tips! Jika Naskah Kita ....

Halo, kembali lagi dengan Nanas. Maafkan aku yang sudah menjanjikan posting ini seminggu yang lalu, tapi kemudian diundur karena tugas sekolah menumpuk. Aku minta maaf sebesar-besarnya sekaligus terima kasih karena telah bersabar menunggu begitu lama.
.
Kali ini aku akan membahas jika naskah kita ditolak.
.
Memang rasanya sakit naskah kita ditolak, sedih sekali. Aku paham, karena aku sendiri sudah ditolak penerbit sebanyak 20 kali. Rasanya iri sekali bukan, melihat teman-teman lain melangkah maju lebih dari kamu sedangkan kamu masih berdiam disitu saja, seolah tidak ada kemajuan? Lalu kamu pendam rasa iri itu, kamu memeliharanya sehingga ia makin 'beringas'.
.
Hush! Iri memang manusiawi, tapi jangan berlebihan. Jadikan iri sebagai landasan motivasi. Jangan patah semangat hanya karena ditolak penerbit. Toh, di Indonesia tidak hanya satu penerbit. Banyak penerbit; indie maupun mayor.
.
Gimana sih, biar kita kembali terhibur setelah naskah kita ditolak? Yang biasanya Nanas lakukan adalah:
.
1. Membaca Buku 

Membaca buku selain untuk melupakan sejenak rasa sakit ditolak penerbit, juga bisa mempertambah wawasan kata-kata dan memperdalam imajinasi dalam menulis. Hari ini kamu sudah membaca buku, belum?

2. Internetan

Berinternet dengan membuka situs yang baik-baik, bukan yang isinya pornografi atau menyinggung SARA semacamnya, lho! Seperti bersosial media Facebook, Instagram, dan nge-blog. Atau kamu bisa internetan sambil nanya-nanya kakak penulis yang baik hati untuk membocorkan tips bagaimana caranya agar bisa menembus penerbit yang kamu inginkan, hihihi ....


3. Ibadah

Mungkin naskahmu ditolak karena Tuhan ingin kamu meminta lebih banyak kepada-Nya dan berharap lebih pada-Nya, bukan pada makhluk yang Dia ciptakan. Ibadah, dekatkan diri dengan Tuhan. Tuhan lah tempat sebaik-baiknya meminta dan mencurahkan isi hati. Bisa juga menenangkan diri dengan membaca kitab.

4. Menulis Lagi

Menulis lagi? Itulah yang Nanas lakukan walau penat. Bedanya, tulisan yang kita tulis sehabis ditolak ini hanya untuk kita simpan sendiri. Seperti menulis diary. Atau boleh juga kita menulis cerpen, karena menulis itu kan belahan jiwa, eaaa.

5. Mengingat Motivasi Kita Menulis 

Sehabis ditolak, jangan patah semangat! Ingat-ingat, kita menulis untuk apa. Menulis untuk diri sendiri, atau untuk orang lain? Apa hanya mengejar terbit untuk mendapatkan royalti? Sebaik-baiknya motivasi dalam menulis adalah menyebar kebaikan untuk orang lain. Jadi, jangan patah semangat!

.
Yak. Itulah yang Nanas lakukan ketika ditolak penerbit. Oh ya, sehabis ditolak, kamu harus menghindari hal-hal ini!

1. Patah Semangat
Jangan patah hanya karena ditolak. Mungkin Tuhan belum membukakan pintu rezeki untukmu di penerbit tersebut. Coba lagi!

2. Berhenti Menulis
Aduhhh... jangan sampai berhenti menulis! Menulis itu bisa jadi amal baik untuk menyelamatkan kita kelak di akhirat apabila yang kita tulis itu baik.

3. Menjadi Malas
Ini Nanas banget nih, aslinya, hihihi. Jangan jadi malas ya. Malas itu temannya syaitan.

.
Kalau sudah mengalami 3 hal di atas, ada baiknya kamu ambil break menulis, berhenti menulis untuk sementara, bukan untuk selamanya. Soalnya, otak kita pasti mumet gara-gara menulis susah-susah, dikirim ke penerbit 3 bulan kemudian dapat kabar ditolak. Refresh your brain! 
.
Tapi memang lebih baik galau karena ditolak naskah sih, bukan karena ditolak gebetan //eh//.
.
Apa yang harus kita lakukan setelah ditolak berkali-kali?

1. Berkaca pada diri sendiri. Penerbit biasanya butuh naskah yang freshout of the box, penuh surprise. Ih, susah dong, ya, nulisnya? Semangat terusss ...!
.
2. Setelah ditolak, biasanya selain refreshing, Nanas juga membaca ulang cerita-cerita yang Nanas kirimkan, terus Nanas baca terbitan-terbitan terbaru penerbit yang menolak cerita Nanas. Nah, disitu kamu bisa mengetahui letak kesalahan yang ada di naskah kamu.
.
3. Kita sebagai pecinta aksara, harus tahu Ejaan Yang Dibenarkan (EYD), tanda baca, dan banyak kosa kata yang enggak itu-itu aja. Jangan lupakan dalam naskah harus ada paragraf. Mungkin kamu melupakan itu.
.
4. Kalau kamu merasa hal di atas itu sudah kamu tuliskan dengan benar, coba cek alur ceritanya. Apakah jalannya cerita yang kamu tuliskan masuk akal, atau terlalu diluar nalar?
.
5. Konflik yang terjadi di cerita kamu dipikirkan masak-masak. Jangan asal menuliskan konflik yang selintas lewat saja. Boleh saja sih, langsung menuliskannya. Tapi alangkah baiknya jika konfliknya dikembangkan, dan jangan terlalu rumit.
.
6. Endingnya. Pilih ending menggantung jangan? Boleh. Asal masih masuk akal dan nyambung sama cerita.
.
7. Apakah dalam cerita sudah kamu bumbui pesan moral? Jangan sampai melupakannya! Penerbit tertentu biasanya lebih menyukai cerita yang serius; pesan moralnya tersampaikan daripada cerita yang sekedar berisi humor dan tidak berisi.

.
Kalau sudah bercermin pada naskah kita setelah ditolak, jangan lupa untuk menulis kembali. Cobalah tulis dan hindari apa yang salah dari naskahmu sebelum-sebelumnya. Kalau sudah, jangan lupa berdoa!
.
Oh iya, Nanas ada sedikit bocoran untuk kamu. Penerbit biasanya memilah naskah dengan mengategorikan naskah A, B, C, dan D. Ada naskah kategori A, yang menurut penerbit itu sangat layak untuk diterbitkan. B, disebut layak. C, dipertimbangkan, lebih sering ditolak. D, itu artinya tidak layak.
.
Agar tidak ditolak penerbit, jangan lupa untuk mengamati terbitan terbarunya, tema apa yang paling banyak diterbitkan untuk terbitan baru. Itu tandanya penerbit sedang membutuh naskah bertema tersebut. Dan jangan lupa ketika menuliskannya, hindari unsur pornografi dan SARA.
.
Haaah, sudah lama tidak mengisi blog panjang-panjang begini. Mungkin segitu saja dari Nanas. Maaf bila terkesan sok tahu. CMIIW.
Wassalam,
Salam sayang,
Nanas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Lomba PECI 2018

Halo, Nanas kembali lagi membawa info lomba menulis PECI 2018. Yuk disimak! Yap, PECI kembali menggelar lomba menulis cerita anak...